
Dia menceritakan kalau Istrinya sudah dirawat disana sejak beberapa waktu yang lalu dan Istrinya mengidap penyakit Alzheimer. Istrinya sudah tidak dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Saya sangat terkejut dan berkata “Dan Bapak masih pergi kesana setiap hari meskipun Istri Bapak tidak kenal lagi?” dia tersenyum ketika tanganya menepuk tanganku sabil berkata, “Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali Dia, kan?”
Saat itu saya ingin meneteskan air mata, tangan saya merinding. Saya berfikir “Cinta kasih seperti itukah yang saya mau dalam hidupku”
Cinta yang saya tau sesunguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adala meneriam apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi dan yang tidak akan pernah terjadi
Bagiku pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting, Orang yang paling bahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang dia miliki. “Hidup bukanlah perjuangan menghadapi Badai, tapi bagaimana kita tetap bernyanyi bersama angin”
till death do us apart..........
simple sentence but deep inside
how often u meet a person that keep this vow not only by saying it, but also put it in the deepest part of the heart
“Hidup bukanlah perjuangan menghadapi Badai, tapi bagaimana kita tetap bernyanyi bersama angin”
like it most.....
aq taruh di halaman profil q y mas?
boleh gak?
Cerita cinta yang oke sobat,
nice post sobat!!!!
@blog buat bloger : Terima kasih atas kunjunganya...